Selasa, 11 November 2008

OUTCOME!

OUTCOME!

Oleh: Hingdranata Nikolay



Seorang sahabat saya kehilangan HP saat berjalan-jalan di sebuah pusat grosir.

Dia bercerita kepada saya bahwa SEBENARNYA dia tahu bahwa meletakkan HP-nya di saku bajunya bukanlah hal terbaik, dan dia tahu itu.

Saya lalu bertanya, “Lalu bagaimana kamu bisa sampai TETAP meletakkannya di situ?”

Dia menjawab, “Nggak tahu, mungkin karena SUDAH BIASA. Pernah saya bawa saja atau taruh di kantung HP di pinggang, TIDAK NYAMAN”

Lalu saya katakan bahwa, kalau begitu TUJUAN dia meletakkan di saku baju tentunya adalah kenyamanan bukan keamanan, yang berarti bahwa OUTCOME yang dia inginkan adalah nyaman, bukan aman.



Dalam sebuah seminar, seorang peserta bertanya kepada saya mengenai karirnya yang tidak kunjung menanjak, padahal sudah 10 tahun di posisi yang sama.

Begitu saya tanya apa yang telah dia lakukan selama 10 tahun, dia mengatakan bahwa KESEMPATAN tidak kunjung datang.

Begitu saya tanya apa yang SEBENARNYA dia INGINKAN, dia hanya bisa menyebutkan beberapa VALUES dirinya, seperti ingin SUKSES, ingin BAHAGIA, dll.

Lalu saya jawab, “Itu bukan HASIL AKHIR yang Anda inginkan, itu adalah VALUES Anda. HASIL AKHIR adalah sesuatu yang tangible – bisa diukur dan bisa di-indera-kan”

Yang berarti kalau OUTCOME tidak jelas, KESEMPATAN yang ada pun tidak bisa dilihat dan ditangkap dengan jelas.

Apabila tidak ada OUTCOME yang jelas, kita pun tidak sensitif terhadap setiap KESEMPATAN yang ada. Karena tidak ada ukurannya, dan tidak jelas gambarannya anyway.



Masih ingat cerita mengenai seseorang yang melihat dua orang sedang bekerja, satu menggali dan satu menutup kembali lubangnya?

Let me re-fresh your memory.

Suatu hari seseorang melihat dua orang sedang bekerja. Tapi ada keanehan. Satu menggali, satu menutup kembali lubangnya.

Karena penasaran, dia menghampiri dan bertanya, apa yang sedang mereka lakukan, karena menurut dia agak aneh.

Lalu dijawab “Sebenarnya kami bertiga. Saya menggali, ada satu yang meletakkan biji tanaman, dan satu lagi menutup kembali. Teman kami yang bertugas untuk meletakkan biji tanaman tidak masuk hari ini. Tapi itu tidak berarti kami berdua tidak bisa tetap bekerja khan?”



You see, OUTCOME should be there FIRST!

Seperti kata orang bijak, ‘Kalau tidak tahu kita mau kemana, semua jalan bisa saja mengantarkan kita ke sana”.

Kalau tidak ada OUTCOME yang kita tuju, kita akan selalu bisa kompromikan OUTCOME dengan sampai di mana kita dan terutama sampai batas kenyamanan effort kita!

Kembali, ini seperti seorang pemanah yang menembakan busurnya dahulu, lalu menggambarkan lingkaran sasarannya berdasarkan tancapan busurnya saat sampai ke papan sasaran.



Kadang, kita melakukan sesuatu tanpa tahu OUTCOME-nya.

Kadang, kita melakukan sesuatu hanya karena kita sudah terbiasa melakukannya.

Kita datang bekerja karena kemarin begitu.

Kita mengerjakan sesuatu karena kemarin begitu, dua hari lalu begitu, minggu lalu begitu.

Ada yang mengerjakan sesuatu karena 10 tahun lalu juga begitu.



Coba bayangkan saat Anda berargumentasi dengan seseorang di meeting, negosiasi, dll, kapan terakhir kali Anda berhenti sejenak untuk meninjau kembali, apa sebenarnya OUTCOME atau hasil yang diinginkan dari interaksi tersebut? Apalagi setelah beberapa menit atau jam terbuang tanpa HASIL AKHIR yang produktif?

Yang jelas OUTCOME-nya adalah bukan untuk menunjukkan siapa benar atau salah, bukan?

Tapi kalau Anda tinjau kembali, Anda berdua terjebak lebih dalam merebut posisi benar atau salah, bukannya mencari jalan menuju OUTCOME bersama.

Buang waktu dan tenaga, bukan?



So, WHAT IS THE OUTCOME THAT YOU WANT FROM WHAT YOU THINK AND DO?

Apa HASIL AKHIR yang Anda INGINKAN dari yang Anda PIKIRKAN dan LAKUKAN?

Pikirkan sejenak, sebab kalau belum ada, you’d better think about the OUTCOME sebelum energi dan waktu Anda terbuang percuma!



Hari ini juga, SEKARANG JUGA.

Tidak ada komentar: